Budaya
saling percaya di dunia kerja memang menjadi tugas tiap orang yang ada di
lingkungan kerja itu. Namun, atasan tetap memegang peranan penting untuk
menciptakannya. Bagaimana caranya??
1.
Pertemuan
langsung.
Pertemuan langsung memberikan lebih banyak kesan serta keuntungan bagi
anda dan lawan bicara anda, daripada jika anda hanya bicara melalui telepon,
email, dsb. Bertemu secara langsung dengan seseorang yang berkepentingan (bukan
perwakilannya) juga menumbuhkan rasa percaya. Karena itu, jika memang
memungkinkan, utamakan bertemu langsung.
2.
Terbuka.
Jangan berikan informasi secara setengah-setengah atau tidak lengkap.
Namun, berikan informasi yang detail serta terbuka sehingga tidak terjadi
simpang siur berita.
3.
Mengakui
Kesalahan.
Saat melakukan kesalahan, mengakui dan fokus pada solusi untuk
memperbaiki dan langkah agar kesalahan yang sama tidak terulang, adalah
kewajiban bagi anda yang ingin bisa dipercaya. Jangan menyimpan atau
menutup-nutupi sebuah kesalahan untuk kemudian orang lain yang menemukannya.
Jika ini yang terjadi, atmosfer saling percaya akan sulit tercipta.
4.
Jangan
Biarkan Terbentuknya Kubu-Kubu.
Selera dan kecocokan memang adalah hal yang unik dank has. Tapi, jangan
biarkan hal itu membentuk kubu-kubu dalam organisasi. Demikian juga, hindari
gap ini dalam konteks antar divisi, cabang atau departemen. Banyak office
politics, konflik, bermula dari hal seperti ini. Perusahaan yang seharusnya
adalah sebuah kesatuan, justru menjadi terpecah-pecah dan saling berkonflik
dalam internal organisasi yang jelas tak akan membuat organisasi itu bisa
bekerja dengan baik.
5.
Sebarkan
Cerita Positif.
Daripada menyebar gossip yang cenderung menggunjingkan keburukan orang
lain, sebarkan berita yang positif saja. Hal-hal baik tentang rekan kerja,
atasan, bawahan, dan sebagainya harus lebih sering disebarkan supaya saling
percaya akan kualitas dan kompetensi rekan kerja, atasan, dan bawahan juga
makin tercipta.
6.
Luruskan
Rumor.
Rumor negative yang berkembang di lingkungan pekerjaan harus segera
diklarifikasi oleh orang yang memang memiliki kuasa atau posisi untuk
melakukannya (HRD, manajer, atau atasan). Benih-benih kecurigaan harus segera
dihilangkan sejak dini agar informasinya tidak makin simpang siur.
7.
Perubahaan
Harus Disertai Alasan.
Jika ada perubahan dalam manajemen dan sistem kerja, maka perubahaan ini
harus diinformasikan secara jelas, khususnya kepada orang-orang yang mungkin
terkait. Berikan alasan dibalik perubahan ini, sehingga mereka juga bisa
mengerti tujuan mereka melakukan sesuatu. Jangan biarkan karyawan
bertanya-tanya apa yang sebenarnya perusahaan sedang lakukan. Sikap
bertanya-tanya itu jika tidak ditindaklanjuti dengan baik akan berkembang
menjadi sikap curiga, yang akhirnya memengaruhi kerja.
8.
Tahu
Tugas Masing-Masing.
Setidaknya, tiap orang (di bawah satu departemen khususnya) harus tahu
mengenai job description dan tanggung jawab rekan-rekannya yang lain. Ini agar
jangan sampai muncul rasa curiga, cemburu, merasa diperlakukan tidak adil dan jangan keliru meraih kepercayaan.
9.
Melakukan
yang Dikatakan.
Atasan harus bisa melakukan apa yang dikatakannya (punya integritas).
Perkataan apalagi janji yang diucapkan seorang pemimpin adalah hal yang sering
kali menjadi dasar dari harapan anak buahnya. Bayangkan betapa kepercayaan itu
akan runtuh jika pemimpin mereka tidak konsisten. Tentu saja, jika memang Karena
satu dan lain hal, janji itu tidak dapat kita penuhi, kita bisa tetap
memperoleh kepercayaan asal kita bisa terbuka dan menjelaskan alasannya.
Semoga bermanfaat..
Artikel terkait :
1. Cara Keliru Meraih Kepercayaan
2. Prinsip Meraih Kepercayaan di Tempat Kerja
3. Menjadi Orang yang bisa dipercaya.
4. Orang Muda yang mencintai kehidupan.
Semoga bermanfaat..
Artikel terkait :
1. Cara Keliru Meraih Kepercayaan
2. Prinsip Meraih Kepercayaan di Tempat Kerja
3. Menjadi Orang yang bisa dipercaya.
4. Orang Muda yang mencintai kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar